Perilaku Konsumen Online
Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen
organisasi. Barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen individu dapat digunakan
untuk diri sendiri, anggota keluarga atau diberikan pada orang lain sebagai
hadiah. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung
oleh individu maka individu tersebut dinamakan pemakai akhir atau konsumen
akhir. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial,
kantor pemerintah dan lembaga lainnya yang membeli produk, peralatan dan jasa
untuk menjalankan organisasinya.
Terdapat beberapa definisi perilaku
konsumen. Definisi perilaku konsumen menurut Engel, et al. (1993:4) adalah sebagai berikut: "Consumer
behavior as those activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products
and services, including the decision
processes that precede and follow these actions". Schiffman dan Kanuk (1994:7), mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai berikut: "The term consumer behavior refers to the behavior that consumers
display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of
products and services that they expect will
satisfy their needs". Wilkie
(1990:12), mendefinikikan perilaku konsumen sebagai berikut: "The activities that people engage in when
selecting, purchasing, and using product and services so as to
satisfy needs and desires. Such activities involve mental and emotional
processes, in addition to physical actions".
Berdasarkan pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen online adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapatkan barang secara online, menggunakan barang-barang atau
jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh pengaruh eksternal
dan internal (Schiffman & Kanuk, 2000:443-445).
Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran yaitu produk, promosi, harga
dan distribusi serta lingkungan sosial budaya yang terdiri dari keluarga,
sumber informasi, sumber non komersial yang lain, kelas sosial, subbudaya dan
budaya. Pengaruh internal yaitu psikologi konsumen yang terdiri dari motivasi, persepsi,
belajar, kepribadian dan sikap.
Keputusan Pembelian Online
Keputusan pembelian merupakan suatu tahapan proses dimana
konsumen melakukan pembelian, sehingga keputusan pembelian merupakan bagian
dari perilaku konsumen pada saat memutuskan untuk membeli. Perilaku konsumen
merupakan respon psikologis yang kompleks, yang muncul dalam bentuk perilaku
tindakan yang khas secara perseorangan yang langsung terlibat dalam usaha
memperoleh dan menggunakan produk, serta menentukan proses pengambilan
keputusan dalam melakukan pembelian produk, termasuk dalam melakukan pembelian ulang
(Hasan, 2009). Sehingga sangatlah jelas dari definisi tersebut bahwa keputusan
pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen. Keputusan pembelian
berkaitan dengan kegiatan dimana seseorang konsumen akan memutuskan untuk
mencari suatu produk atau jasa yang dia inginkan. Keinginan ini dimulai dari
kebutuhan yang dirasakan mendesak bagi konsumen tersebut
(Sarwono & Prihantono, 2012). Ada beberapa pola perilaku yang menentukan
ketika akan melakukan pembelian (Hill, 1996). Adapun tahapannya adalah sebagai
berikut :
1.
Mengidentifikasi
Kebutuhan : Tahap pertama adalah identifikasi kebutuhan. Ini adalah titik di
mana konsumen potensial menyadari bahwa mereka perlu membeli produk, atau
memanfaatkan suatu layanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
2.
Pencarian
Informasi : Setelah kebutuhan telah diidentifikasi oleh konsumen, tahap
selanjutnya adalah melakukan pencarian informasi untuk mengetahui bagaimana
kebutuhan dapat dipenuhi.
3.
Tahap
Evaluasi : Setelah pencarian telah dilakukan, tahap evaluasi dimulai, dengan konsumen
mengevaluasi alternatif yang tersedia untuk menentukan mana yang terbaik,
seperti mengevaluasi fitur produk dan merek.
4.
Keputusan
Pembelian : Setelah evaluasi alternatif telah dilakukan, langkah selanjutnya
adalah keputusan keputusan untuk membeli. Dalam tahap ini, konsumen memproses
informasi dari pencarian informasi dan memutuskan melakukan opsi pembayaran
pada produk.
5.
Evaluasi
Pembelian : Tahap akhir dari proses pengambilan keputusan adalah
evaluasi pembelian. Pada tahap ini, konsumen menilai apakah produk atau jasa
telah memenuhi harapan mereka. Proses ini tidak hanya mempengaruhi apakah
mereka akan menjadi konsumen tetap, tetapi juga apakah mereka akan menawarkan
saran yang positif atau negatif kepada konsumen potensial lainnya.
Pola
perilaku ketika akan melakukan pembelian online sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan pola diatas. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang mengubah pola
perilaku tersebut dalam dunia
online.
Hal ini dikarenakan karakteristik dunia online yang serba cepat, mudah dalam memperoleh
informasi dan bersifat global. Menurut Sarwono & Prihantono (2012),
Perilaku yang berubah karena dampak transaksi online
diantaranya
:
1.
Cara
memperoleh informasi produk atau jasa
2.
Cara
melakukan pembelian dari mana saja karena konsumen hanya cukup dengan membuka
website perusahaan
3.
Hilangnya
tatap muka langsung dengan pihak penjual
4.
Cara
menawar harga
5.
Kemudahan
dalam memperoleh barang yang dibeli
6. Kemungkinan berkurangnya loyalitas
terhadap perusahaan tertentu karena kemudahan dalam memilih barang melalui
internet.
STUDI KASUS “Analisis Perilaku
Konsumen dalam Pembelian Online”
Di zaman serba instan ini, biasanya
seseorang menginginkan sesuatu hal didapatkan secara mudah dan dengan cara yang
sederhana. Misalnya dalam berbelanja. pembeli tidak perlu lagi datang ke toko
dimana produk yang dia inginkan dijual. Pembeli hanya perlu mengakses internet
kemudian memilih website sebagai toko online yang menjual produk yang dia
inginkan. Setelah memilih barang yang diinginkan sesuai dengan spesifikasinya,
dia hanya perlu membayarnya dengan kartu kredit atau transfer melalui phone
banking dan bisa juga melalui layanan internet banking. Pembeli hanya perlu
menunggu sampai barang yang di pesan dikirimkan langsung ke rumah.
Belanja online sebenarnya dalam sejarahnya sudah terjadi
puluhan tahun yang lalu. Hanya saja saat itu medianya bukan dengan menggunakan
layanan internet. Saat itu sudah dikenal dengan memakai televisi dan telepon.
Penjual dapat mengiklankan produknya menggunakan televisi dan pembeli dapat
membeli barang tersebut secara online melalui sambungan telepon. Caranya hampir
sama dengan belanja online dengan layanan internet. Pembeli hanya tinggal
menghubungi penjual, kemudian penjual mengirimkan barangnya ke rumah pembeli
dan terjadilah transaksi jual beli di rumah pembeli. Lain lagi jika kita
membeli sebuah barang melalui sebuah forum jual beli. Dalam forum jual beli
lebih diutamakan kenyamanan masing-masing pihak antara penjual dan pembeli.
Misalnya mereka bisa melakukan pembayaran secara COD (Cash On Delivery) atau
menggunakan Rekening Bersama. Namun cara seperti COD memang ada kelemahannya.
Karena pembeli dan penjual tetap harus mau repot untuk bertemu di sebuah tempat
yang dijanjikan. Keuntungannya adalah keduanya bisa sama-sama mengerti tentang
barang dan jenis transaksi yang lebih cepat yaitu menggunakan uang tunai.
Sumber :