Jumat, 09 Januari 2015

Jurnal Tentang Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Suatu Barang/Brand Tertentu

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN PRODUK CHICKEN NUGGET DI KOTA MALANG
 
Penelitian diadakan di Giant Hypermarket MOG di Jalan Kawi dan MATOS Hypermart  di Jalan Veteran di kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan keputusan pembelian konsumen terhadap chicken nugget dan untuk mengetahui faktor-faktor pengaruh. Jumlah sampel 100 responden dengan 50 konsumen dari setiap lokasi yang digunakan untuk mendapatkan data yang dipilih secara accidental sampling. Data dikumpulkan dari 19 Mei-26 Juni 2013. Data primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuisioner struktural. Analisis data terdiri dari dua tahap, yaitu analisis faktor  dan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini bahwa konsumen membeli chicken  nugget dengan merek dan kuantitas yang sama namun berdasarkan kebutuhan. Faktor "lingkungan sosial chicken nugget konsumen", "promosi, tempat dan komposisi chicken nugget", "harga dan merek chicken nugget", "promosi dan produk chicken nugget", jenis kelamin dan pekerjaan dapat meningkatkan pembelian konsumen terhadap produk chicken nugget.

KESIMPULAN:
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku konsumen dalam pembelian produk chicken nugget di kota malang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Konsumen chicken nugget di Kota Malang selalu sama dalam pemilihan merek dan jumlah chicken nugget, tetapi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen tersebut.
2.      Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku konsumen berpengaruh terhadap pembelian chicken nugget.
· Faktor “lingkungan sosial konsumen chicken nugget”, “bentuk promosi, tempat penjualan, dan komposisi chicken nugget”, “harga dan merk chicken nugget”, “promosi dan produk chicken nugget”, jenis kelamin dan pekerjaan dapat meningkatkan pembelian chicken nugget di Kota Malang.

SUMBER :
Ratna Dika Alifianti, Budi Hartono dan Hari Dwi Utami (Dosen dan Mahasiswa Fakultas Perternakan Universitas Brawijaya).

Perilaku konsumen terhadap pembelian/belanja online

Perilaku Konsumen Online
Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen individu dapat digunakan untuk diri sendiri, anggota keluarga atau diberikan pada orang lain sebagai hadiah. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu maka individu tersebut dinamakan pemakai akhir atau konsumen akhir. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya yang membeli produk, peralatan dan jasa untuk menjalankan organisasinya.
Terdapat beberapa definisi perilaku konsumen. Definisi perilaku konsumen menurut Engel, et al. (1993:4) adalah sebagai berikut: "Consumer behavior as those activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow these actions". Schiffman dan Kanuk (1994:7), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: "The term consumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs". Wilkie (1990:12), mendefinikikan perilaku konsumen sebagai berikut: "The activities that people engage in when selecting,  purchasing, and using product and services so as to  satisfy needs and desires. Such activities involve mental and emotional processes, in addition to physical actions".
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen online adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan  proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan  barang secara online, menggunakan barang-barang atau  jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh pengaruh eksternal dan internal (Schiffman & Kanuk, 2000:443-445). Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran yaitu produk, promosi, harga dan distribusi serta lingkungan sosial budaya yang terdiri dari keluarga, sumber informasi, sumber non komersial yang lain, kelas sosial, subbudaya dan budaya. Pengaruh internal yaitu psikologi konsumen yang terdiri dari motivasi,  persepsi, belajar, kepribadian dan sikap.

Keputusan Pembelian Online
Keputusan pembelian merupakan suatu tahapan proses dimana konsumen melakukan pembelian, sehingga keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen pada saat memutuskan untuk membeli. Perilaku konsumen merupakan respon psikologis yang kompleks, yang muncul dalam bentuk perilaku tindakan yang khas secara perseorangan yang langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan produk, serta menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian produk, termasuk dalam melakukan pembelian ulang (Hasan, 2009). Sehingga sangatlah jelas dari definisi tersebut bahwa keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen. Keputusan pembelian berkaitan dengan kegiatan dimana seseorang konsumen akan memutuskan untuk mencari suatu produk atau jasa yang dia inginkan. Keinginan ini dimulai dari kebutuhan yang dirasakan mendesak bagi konsumen tersebut (Sarwono & Prihantono, 2012). Ada beberapa pola perilaku yang menentukan ketika akan melakukan pembelian (Hill, 1996). Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi Kebutuhan : Tahap pertama adalah identifikasi kebutuhan. Ini adalah titik di mana konsumen potensial menyadari bahwa mereka perlu membeli produk, atau memanfaatkan suatu layanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
2.      Pencarian Informasi : Setelah kebutuhan telah diidentifikasi oleh konsumen, tahap selanjutnya adalah melakukan pencarian informasi untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi.
3.      Tahap Evaluasi : Setelah pencarian telah dilakukan, tahap evaluasi dimulai, dengan konsumen mengevaluasi alternatif yang tersedia untuk menentukan mana yang terbaik, seperti mengevaluasi fitur produk dan merek.
4.      Keputusan Pembelian : Setelah evaluasi alternatif telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah keputusan keputusan untuk membeli. Dalam tahap ini, konsumen memproses informasi dari pencarian informasi dan memutuskan melakukan opsi pembayaran pada produk.
5.      Evaluasi Pembelian : Tahap akhir dari proses pengambilan keputusan adalah evaluasi pembelian. Pada tahap ini, konsumen menilai apakah produk atau jasa telah memenuhi harapan mereka. Proses ini tidak hanya mempengaruhi apakah mereka akan menjadi konsumen tetap, tetapi juga apakah mereka akan menawarkan saran yang positif atau negatif kepada konsumen potensial lainnya.

Pola perilaku ketika akan melakukan pembelian online sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pola diatas. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang mengubah pola perilaku tersebut dalam dunia
online. Hal ini dikarenakan karakteristik dunia online yang serba cepat, mudah dalam memperoleh informasi dan bersifat global. Menurut Sarwono & Prihantono (2012), Perilaku yang berubah karena dampak transaksi online
diantaranya :
1.      Cara memperoleh informasi produk atau jasa
2.      Cara melakukan pembelian dari mana saja karena konsumen hanya cukup dengan membuka website perusahaan
3.      Hilangnya tatap muka langsung dengan pihak penjual
4.      Cara menawar harga
5.      Kemudahan dalam memperoleh barang yang dibeli
6.      Kemungkinan berkurangnya loyalitas terhadap perusahaan tertentu karena kemudahan dalam memilih barang melalui internet.
STUDI KASUS “Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Online”
Di zaman serba instan ini, biasanya seseorang menginginkan sesuatu hal didapatkan secara mudah dan dengan cara yang sederhana. Misalnya dalam berbelanja. pembeli tidak perlu lagi datang ke toko dimana produk yang dia inginkan dijual. Pembeli hanya perlu mengakses internet kemudian memilih website sebagai toko online yang menjual produk yang dia inginkan. Setelah memilih barang yang diinginkan sesuai dengan spesifikasinya, dia hanya perlu membayarnya dengan kartu kredit atau transfer melalui phone banking dan bisa juga melalui layanan internet banking. Pembeli hanya perlu menunggu sampai barang yang di pesan dikirimkan langsung ke rumah.
Belanja online sebenarnya dalam sejarahnya sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Hanya saja saat itu medianya bukan dengan menggunakan layanan internet. Saat itu sudah dikenal dengan memakai televisi dan telepon. Penjual dapat mengiklankan produknya menggunakan televisi dan pembeli dapat membeli barang tersebut secara online melalui sambungan telepon. Caranya hampir sama dengan belanja online dengan layanan internet. Pembeli hanya tinggal menghubungi penjual, kemudian penjual mengirimkan barangnya ke rumah pembeli dan terjadilah transaksi jual beli di rumah pembeli. Lain lagi jika kita membeli sebuah barang melalui sebuah forum jual beli. Dalam forum jual beli lebih diutamakan kenyamanan masing-masing pihak antara penjual dan pembeli. Misalnya mereka bisa melakukan pembayaran secara COD (Cash On Delivery) atau menggunakan Rekening Bersama. Namun cara seperti COD memang ada kelemahannya. Karena pembeli dan penjual tetap harus mau repot untuk bertemu di sebuah tempat yang dijanjikan. Keuntungannya adalah keduanya bisa sama-sama mengerti tentang barang dan jenis transaksi yang lebih cepat yaitu menggunakan uang tunai.

Sumber :